Sabtu, 12 Desember 2015

strategi pengajaran matematika




Strategi Inkuiri
 Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya denga penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah:
1.      Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan social emosional. 
2.      Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran
3.      Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Untuk menyusun strategi yang terarah perlu diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara maksimal. Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya inkuiri bagi siswa adalah:
a.       Aspek sosial didalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas di dalam kelas, setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan/hambatan untuk mengemukakan pendapatnya..
b.      INKUIRI berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa ada dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif, tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak. Sehubungan adanya berbagai sudut pandang yang berbeda diantara siswa, maka dimungkinkan adanya variasi penyelesaian masalah sehingga INKUIRI bersifat open ended, ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari masing-masing siswa dengan argumen yang benar.
c.       Penggunaan fakta. Di dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta sebagimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya. Untuk menciptakan kondisi diatas, maka peranan guru sangat menentukan. 

 Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut:
a.       Motivator
b.       Fasilisator
c.       Penanya
d.      Administrator
e.        Pengarah
f.       Manajer
g.      Rewarder

Strategi Penyelesaian Masalah (PROBLEM SOLVING)
Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan sampai pada memberi respons yang tepat terhadapnya. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a.       Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman masa lampau, dalam hal ini penyelesaian masalah kurang (tidak) rasional.
b.      Penyelesaian masalah secara intuitif masalah diselesaikan tidak berdasarkan akal, tetapi berdasarkan intuisi atau firasat.
c.       Penyelesaian masalah dengan cara trial error, penyelesaian masalah dilakukan dengan coba coba percobaan yang dlakukan tidak berdasar hipotesis tetapi secara acak.
d.      Penyelesaian masalah secara otoritas. Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan kewenangan seseorang.
e.       Penyelesaian masalah secara meta fisik. Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik diselesaikan dengan prinsip-prinsip yang bersumber pada dunia supranatural/dunia mistik/dunia gaib.

Pemilihan materi seperti itu memerlukan beberapa criteria sebagai berikut:
a.       Bahan yang dipilih bersifat conflict issue atau controversial.
b.      Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa.
c.       Bahan tersebut mencakup kepentingan orang banyak dalam masyarakat.
d.      Bahan tersebut mendukung tujuan pengajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum sekolah.
e.       Bahan tersebut merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yang dikehendaki.

Penggolongan Strategi Belajar Mengajar
1.      Berdasarkan Bentuk dan Pendekatan:
a. Expository
“Exposition” (ekspositorik) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya. Hampir tidak ada unsur discovery (penemuan). Dalam suatu pengajaran, pada umumnya guru menggunakan dua kutub strategi serta metode mengajar yang lebih dari dua macam, bahkan menggunakan metode campuran. Guru dapat memilih metode ceramah, ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai pada pemecahan masalah/eksperimen bila guru ingin banyak melibatkan siswa secara aktif.
b. Discovery dan Inquiry
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry (penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segitiga, kubus dan balok. Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam) Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar