Strategi Inkuiri
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya denga penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah:
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya denga penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah:
1.
Keterlibatan siswa
secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan social emosional.
2.
Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran
3.
Mengembangkan sikap
percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Untuk menyusun strategi yang terarah perlu diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara maksimal. Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya inkuiri bagi siswa adalah:
Untuk menyusun strategi yang terarah perlu diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara maksimal. Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya inkuiri bagi siswa adalah:
a.
Aspek sosial didalam
kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas di dalam kelas, setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan/hambatan untuk mengemukakan pendapatnya..
b.
INKUIRI berfokus pada
hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa ada dasarnya semua pengetahuan bersifat
tentatif, tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak. Sehubungan adanya berbagai
sudut pandang yang berbeda diantara siswa, maka dimungkinkan adanya variasi
penyelesaian masalah sehingga INKUIRI bersifat open ended, ada berbagai
kesimpulan yang berbeda dari masing-masing siswa dengan argumen yang benar.
c.
Penggunaan fakta. Di
dalam kelas dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta sebagimana
dituntut dalam pengujian hipotesis pada umumnya. Untuk menciptakan kondisi
diatas, maka peranan guru sangat menentukan.
a.
Motivator
b.
Fasilisator
c.
Penanya
d.
Administrator
e.
Pengarah
f.
Manajer
g.
Rewarder
Strategi Penyelesaian Masalah (PROBLEM SOLVING)
Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan sampai pada memberi respons yang tepat terhadapnya. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
Strategi belajar mengajar penyelesaian masalah memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan sampai pada memberi respons yang tepat terhadapnya. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a.
Penyelesaian masalah
berdasarkan pengalaman masa lampau, dalam hal ini penyelesaian masalah kurang (tidak) rasional.
b.
Penyelesaian masalah
secara intuitif masalah diselesaikan tidak berdasarkan akal, tetapi
berdasarkan intuisi atau firasat.
c.
Penyelesaian masalah
dengan cara trial error, penyelesaian masalah dilakukan dengan coba coba percobaan yang dlakukan tidak berdasar hipotesis tetapi secara acak.
d.
Penyelesaian masalah
secara otoritas. Penyelesaian masalah dilakukan berdasarkan kewenangan seseorang.
e.
Penyelesaian masalah
secara meta fisik. Masalah-masalah yang dihadapi dalam dunia empirik
diselesaikan dengan prinsip-prinsip yang bersumber pada dunia
supranatural/dunia mistik/dunia gaib.
Pemilihan materi seperti itu memerlukan beberapa criteria
sebagai berikut:
a.
Bahan yang dipilih
bersifat conflict issue atau controversial.
b.
Bahan yang dipilih bersifat umum sehingga tidak terlalu asing bagi siswa.
c.
Bahan tersebut mencakup kepentingan orang banyak dalam masyarakat.
d.
Bahan tersebut
mendukung tujuan pengajaran dan pokok bahasan dalam kurikulum sekolah.
e.
Bahan tersebut
merangsang perkembangan kelas yang mengarah pada tujuan yang dikehendaki.
Penggolongan Strategi Belajar Mengajar
1.
Berdasarkan Bentuk dan Pendekatan:
a. Expository
“Exposition” (ekspositorik) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya. Hampir tidak ada unsur discovery (penemuan). Dalam suatu pengajaran, pada umumnya guru menggunakan dua kutub strategi serta metode mengajar yang lebih dari dua macam, bahkan menggunakan metode campuran. Guru dapat memilih metode ceramah, ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai pada pemecahan masalah/eksperimen bila guru ingin banyak melibatkan siswa secara aktif.
b. Discovery dan Inquiry
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry (penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segitiga, kubus dan balok. Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam) Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya
a. Expository
“Exposition” (ekspositorik) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya. Hampir tidak ada unsur discovery (penemuan). Dalam suatu pengajaran, pada umumnya guru menggunakan dua kutub strategi serta metode mengajar yang lebih dari dua macam, bahkan menggunakan metode campuran. Guru dapat memilih metode ceramah, ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai pada pemecahan masalah/eksperimen bila guru ingin banyak melibatkan siswa secara aktif.
b. Discovery dan Inquiry
Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry (penyelidikan). Discovery (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segitiga, kubus dan balok. Inquiry, merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam) Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar