BAB
I
LOGIKA
MATEMATIKA
A.
DASAR-DASAR
LOGIKA
Kalimat Pernyataan
Kalimat pernyataan (Proposisi) adalah kalimat yang
menyatakan sesuatu yang mempunyai satu dari dua kemungkinan nilai kebenaran
yaitu benar atau salah..
Berikut ini adalah beberapa contoh Proposisi :
a.
Mari kita menjaga kebersihan
b.
4 adalah bilangan prima (salah)
c.
Jakarta adalah ibukota negara Indonesia
d.
Penduduk Indonesia berjumlah 50 juta (salah)
Perhatikan, kalimat-kalimat (b),(c),dan (d) menerangkan atau menyatakan
sesuatu. Kalimat-kalimat tersebut mempunyai nilai benar saja atau salah saja,
tetapi tidak sekaligus benar atau salah. Kalimat yang demikian disebut
pernyataan atau proposisi. Pernyataan c bernilai benar karena kenyataannya
memang demikian. Pernyataan b bernilai salah. Adapun pernyataan b dapat
ditentukan nilai kebenaranny sesuai dengan faktanya. Perhatikan bahwa kalimat a
tidak menyatakan sesuatu. Oleh karena itu, kalimat tersebut bukan pernyataan.
Benar atau salahnya suatu pernyataan disebut nilai kebenaran dari pernyataan
tersebut. Suatu pernyataan yang nilai kebenarannya ditentukan oleh fakta atau
data empiris, misalnya berdasarkan hasil observasi, disebut pernyataan empiris.
Adapun pernyataan yang nilai kebenarannya dapat diterima secara langsung oleh
akal pikiran, misalnya berdasarkan definisi atau fakta-fakta dalam matematika,
disebut pernyataan absolut (mutlak).
Kalimat terbuka
kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat suatu variabel (peubah) yang
jika diganti dengan suatu nilai atau konstanta dari himpunan semestanya, maka akan
menjadi pernyataan.
Variabel (peubah) adalah lambang yang belum mempunyai nilai tertentu yang
menunjuk anggota tertentu dari himpunan semestanya. Adapun pengganti peubah
pada suatu kalimat terbuka yang menyebabkan kalimat terbuka tersebut menjadi pernyataan
yang bernilai benar disebut penyelesaian. Himpunan semua penyelesaian kalimat
terbuka disebut himpunan penyelesaian.
perhatikan kalimat-kalimat berikut.
a.
P + 3 = 7
b.
Candi borobudur terletak di provinsi X.
Kalimat-kalimat tersebut belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya karena masih memuat lambang yang belum mempunyai nilai tertentu
sehingga disebut kalimat terbuka. Notasi (lambang) yang belum mempunyai nilai
tertentu tersebut dinamakan variabel (peubah).
Pada kalimat (a), jika p diganti bilangan 4, maka akan
diperoleh pernyataan “4+3=7” yang bernilai benar. Adapaun jika p diganti selain
bilangan 4, misalnya 5, maka akan menghasilkan pernyataan “5+3=7” yang bernilai
salah. Dalam hal ini, bilangan 4 disebut penyelesaian kalimat terbuka tersebut,
sedangkan bilangan 5 bukan penyelesaian. Adapun pada kalimat (b), jika X
diganti Jawa Tengah, maka akan menghasilkan pernyataan yang bernilai benar,
yaitu ” Candi Borobudur terletak di Provinsi Jawa Tengah “. Dalam hal ini, Jawa
Tengah adalah penyelesaian kalimat terbuka tersebut.
NEGASI (INGKARAN) → ~
Negasi merupakan pernyataan yang menyangkal atau mengingkari sesuatu.
Dengan kata lain, suatu pernyataan dengan negasi yang mempunyai nilai kebenaran
yang berlawanan.
Negasi pernyatan p adalah –p
atau ~p.
Tabel 1.1:
P
|
~P
|
~(~p)
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
Contoh: Tuliskan negasi dari pernyataan berikut!
a. 2
bilangan prima. b. Ayu
lulus ujian.
Penyelesaian:
a.
Misalkan p: 2 bilangan prima
Maka ~p: 2 bukan bilangan prima.
b.
Misalkan q: ayu lulus ujian
Maka ~q: ayu tidak lulus ujian.
B.
PENGHUBUNG KALIMAT DALAM LOGIKA
Pada logika
matematika waktu SMA kita mengenal yang namanya penghubung kalimat dan, atau,
jika...maka..., ...jika dan hanya jika.... Dalam Logika Informatika juga tidak
jauh beda dengan logika matematika. Kalimat penghubung tersebut yang nantinya
akan mengkombinasikan antara proposisi- proposisi lain yang kemudian membentuk
proposisi yang baru. Dari kombinasi tersebut disebut dengan proposisi majemuk,
sedangkan proposisi yang bukan merupakan hasil dari kombinasi proposisi lain
disebut dengan proposisi atomik. Proposisi majemuk tersusun dari sejumlah
proposisi atomik.
Logika hanya
berhubungan dengan bentuk-bentuk logika dari argumen-argumen serta penarikan
kesimpulan tentang validasi argumen tersebut. Logika tidak mempermasalahkan
arti sebenarnya dari pernyataan tersebut, ataupun isi dari pernyataan tersebut.
contoh :
-
Binatang
mempunyai dua telinga
-
Manusia mempunyai dua telinga
Maka, dapat di ambil kesimpulan
bahwa manusia sama dengan binatang
sperti yang
sudah kami katakan di atas, bahwa dalam logika terdapat 5 perangkai logika. 5
tersebut adalah sebagai berikut :
Simbol
|
Arti
|
¬
|
negasi
|
∧
|
konjungsi/dan
|
∨
|
Disjungsi/atau
|
→
|
jika...maka...
|
↔
|
jika dan hanya jika
|
Contoh:
Jika hari hujan, maka Badu basah kuyub (p→q)
Badu
menangkap bola dan menendangnya (p∧q)
1.
Konjungsi /
dan
Dalam logika matematika maupun Informatika penghubung konjungsi/
dan digunakan symbol ( ∧ ).
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk yang menggunakan penghubung tersebut.
contoh :
P= andi seorang pelajar.
Q=andi seorang pemain sepak bola.
P= andi seorang pelajar.
Q=andi seorang pemain sepak bola.
Jika di rangkai dengan menggunakan penghubung logika
konjungsi / dan maka bentuknya akan
menjadi seperti ini P∧Q ( andi seorang
pelajar dan pemain sepak bola).
Tabel 1.2:
pP
|
qQ
|
P∧Q
|
bB
|
bB
|
B
|
bB
|
sS
|
S
|
sS
|
bB
|
S
|
sS
|
sS
|
S
|
dari tabel di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa penghubung logika
menggunakan konjungsi / dan bernilai
B(benar) pada saat P dan Q semuanya bernilai B(benar). Jadi kalau ada satu
pernyataan yang bernilai S(salah) maka akan dinyatakan bernilai S (salah).
2.
Disjungsi/atau
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan
"atau" dengan simbol ( ∨ ).
kalimat disjungsi dapat mempunyai 2 makna :
· Inklusif yaitu jika "p benar atau q benar atau kedunya benar”
contoh :
p = 7 adalah bilangan prima
q= 7 adalah bilangan ganjil
p V q = 7 adalah bilangan prima atau ganjil
benar bahwa 7 dapat dikatan bilangan ganjil maupun bilangan prima
contoh :
p = 7 adalah bilangan prima
q= 7 adalah bilangan ganjil
p V q = 7 adalah bilangan prima atau ganjil
benar bahwa 7 dapat dikatan bilangan ganjil maupun bilangan prima
·Ekslusif yaitu jika “ p benar atau q benar tetapi tidak keduanya ”
contoh :
p = saya melihat pertandingan bola di TV
q = saya melihat pertandingan bola di stadiun
contoh :
p = saya melihat pertandingan bola di TV
q = saya melihat pertandingan bola di stadiun
p V q = saya melihat pertandingan bola di tv atau di
stadiun.
hanya salah satu dari dua kalimat penyusunnya yang boleh
bernilai benar yaitu jika “saya melihat pertandingan bola di TV saja atau di
stadiun saja tetapi tidak keduanya.
Tabel 1.3:
P
|
Q
|
P∨Q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
dari tabel kebenaran di atas kita dapat menarik
kesimpulan, tabel kebenaran disjungsi tersebut bernilai salah ketika keduanya bernilai
salah, sedangkan bernilai benar ketika salah satunya terdapat nilai benar.
3.
Negasi dari Disjungsi dan Konjungsi
Pada pembahasan sebelumnya kita telah mengetahui bahwa
negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan baru yang nilai kebenarannya
yang selalu berlawanan dengan nilai kebenaran pernyataan semula. Dengan
demikian, negasi dari pernyataan majemuk “p V q” adalah suatu pernyataan
majemuk baru yang diperoleh dari “ p V q “ sedemikian sehingga bernilai benar
jika “ p V q” bernilai salah, dan sebaliknya. Begitupun negasi dari “ p ˄ q “
adalah pernyataan majemuk yang baru yang diperoleh dari “ p ˄ q “ sedemikian
sehingga bernilai benar jika “ p ˄ q “ salah, dan sebaliknya.
Tabel 1.4:
p
|
q
|
~p
|
~q
|
p V q
|
~p ˄ ~q
|
p ˄ q
|
~p V ~q
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
4.
Implikasi/
Jika . . .maka. . .
Implikasi adalah dua pernyataan p dan q, ditulis p q dan dibaca “ jika p, maka q”, bernilai salah
hanya jika p bernilai benar dan q bernilai salah.
cara mengeksprresikan p → q :
yang pertama adalah Jika p maka q, contoh : jika hari ini hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
yang pertama adalah Jika p maka q, contoh : jika hari ini hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
yang kedua adalah Jika p, q, contoh : jika tekanan gas diperbesar
, mobil melaju kencang. yang ketiga adalah p mengakibatkan q (p implies q), contoh
: es kutub mencair mengakibatkan permukaan air laut naik.
yang keempat adalah q jika p, contoh : orang tua itu berangkat jika
ia di beri uang saku untuk jalan.
Tabel 1.5 :
Tabel 1.5 :
pP
|
qQ
|
P→Q
|
bB
|
bB
|
B
|
bB
|
sS
|
S
|
sS
|
bB
|
B
|
sS
|
sS
|
B
|
dari tabel kebenaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, kita katakan p
adalah antiseden sedangkan q adalah konsekuen. Kita lihat dari tabel tersebut
implikasi bernilai benar jika antiseden bernilai salah (S) yaitu pada baris ke
3 dan ke 4 dan pada saat konsekuen bernilai benar (B), yaitu pada baris ke 1
dan ke 2.
Contoh:
a. 2x bilangan
genap jika x bilangan genap.
b. X bilangan
genap berimplikasi 2x bilangan genap.
Maka, pada
implikasi tersebut, “x bilangan genap” merupakan syarat cukup 2x merupakan
bilangan genap. Adapun 2x bilangan genap merupakan syarat perlu supaya x
merupakan bilangan genap. Namun, 2x bilangan genap bukan syarat cukup supaya x
merupakan bilangan genap sebab mungkin saja 2x bilangan genap, tetapi x
merupakan bilangan ganjil.
5.
Biimplikasi
/ ... jika dan hanya jika ....
Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan
majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam notasi "p ↔ q" yang bernilai sama
dengan "(p → q)∧(q → p)", sehingga dapat dibaca "p jika dan
hanya jika q". Biimplikasi dua pernyataan hanya akan bernilai benar jika kedua
pernyataan sederhana penyusunnya mempunyai nilai kebenaran yang sama dan
bernilai salah jika kedua pernyataan penyusunnya mempunyai nilai kebenaran yang
berbeda
contoh :
p : dua garis yang saling berpotongan adalah tegak
lurus.
q : dua garis yang saling membentuk sudut 90°
p ↔ q : dua garis yang saling berpotongan adalah tegak
lurus jika dan hanya jika dua garis saling membentuk sudut 90°.
Tabel 1.6 :
p
|
q
|
p↔q
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
kita dapat menyimpulakan bahwa tabel kebenaran bernilai benar jika kedua pernyataan tersebut bernilai benar (B) atau jika kedua pernyataan bernilai salah (S).
6.
Negasi dari Implikasi dan Biimplikasi
Negasi dari pernyataan p → q adalah pernyataan majemuk baru
yang nilai kebenarannya berlawanan dengan p → q. Apabila Ali duduk dan ternyata
Tuti tidak pergi, maka hal itu bertentangan dengan pernyataan “ Jika Ali duduk
maka Tuti pergi”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa negasi dari
pernyataan p → q adalah p ˄ ~q. agar lebih yakin, coba perhatikan tabel dibawah
ini.
Tabel 1.7:
P
|
q
|
~p
|
~q
|
p
→
q
|
~p
→~ q
|
p ↔ q
|
~p↔~q
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
C.
TAUTOLOGI
DAN KONTRADIKSI LOGIKA
1. TAUTOLOGI
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu
benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan
komponennya. Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan Implikasi disebut
Implikasi Logis. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan Tautologi, maka ada
dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu
jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut Tautologi, dan cara kedua
yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian
dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh tautologi
dengan menggunakan tabel kebenaran:
1.
(p
ʌ ~q) p
Pembahasan:
p
|
q
|
~q
|
(p ʌ ~q)
|
(p ʌ ~q) p
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
B
S
B
|
S
B
S
S
|
B
B
B
B
|
Ini adalah tabel
kebenaran yang menunjukkan Tautologi dengan alasan yaitu semua pernyataannya
bersifat benar (B). Maka dengan perkataan lain pernyataan majemuk (p ʌ ~q) p selalu benar.
2. KONTRADIKSI
Kontradiksi adalah
kebalikan dari tautologi yaitu suatu bentuk pernyataan yang hanya mempunyai contoh
substansi yang salah, atau sebuah pernyataan majemuk yang salah dalam segala
hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya. Untuk membuktikan
apakah suatu pernyataan tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan.
Cara pertama dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan
bernilai S atau salah maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan
melakukan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12
hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh dari
Kontradiksi:
1.
(P ʌ ~P)
Pembahasan:
p
|
~p
|
(p ʌ ~p)
|
B
S
|
S
B
|
S
S
|
Dari tabel kebenaran
diatas dapatlah disimpulkan bahwa pernyataan majemuk (p ʌ ~p) selalu salah.
2.
P ʌ (~p ʌ q)
Pembahasan:
p
|
q
|
~p
|
(~p ʌ q)
|
p ʌ (~p ʌ q)
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
S
B
B
|
S
S
B
S
|
S
S
S
S
|
Ini adalah tabel
kebenaran yang menunjukkan kontradiksi dengan alasan yaitu semua pernyataan bernilai
salah (S).
BAB II
KESIMPULAN
1. Disjungsi/
atau: p V q bernilai benar jika ada diantara p dan q yang benar, dalam hal lainnya
p V q bernila salah.
2. Konjunsi/dan:
p ˄ q bernilai salah jika diantara p dan q yang salah dalam hal lainnya p ˄ q
bernilai benar.
3. Implikasi:
p → q bernilai salah jika p benar dan q salah, dalam hal lainnya p → q benar.
4. Biimplikasi:
p ↔ q bernilai benar jika p dan q bernilai sama, dalam hal lainnya p ↔ q salah.
5. Tautologi
adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar sedangkan,
Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang
selalu bernilai salah.
DAFTAR PUSTAKA
Sembiring, suwah, dkk.. 2008. Matematika bilingual. Bandung: Yrama
Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar